twitter



Fakta Lucu (baca: Fakta Koplak) Seputar UN SMA -2013



13660963201956119581dengarlahnuranimu.blogspot.com

Sebelum memulai tulisan ini, saya ingin memperkenalkan dulu istilah koplak kepada teman-teman, terutama kepada yang belum tahu. Saya sendiri baru mengenal kata koplak setelah bergabung dengan Kompasiana. Sebelumnya saya hanya sempat mendengar saja, tanpa pernah menggunakannya. .
Koplak ini berasal dari bahasa Jawa gaul untuk menyebut seseorang yang perilaku atau bicaranya cenderung ngawur tapi merasa benar, keren dan cerdas, padahal sebetulnya tidak. Kata koplak juga dapat digunakan untuk menggambarkan sebuah situasi yang lucu tapi tak pantas untuk ditertawakan. Misalnya kelucuan akibat kebodohan seseorang, kelucuan yang menyebabkan kemalangan, kelucuan yang mengenaskan, dsb. Biarpun situasinya lucu banget, tetap saja tak pantas untuk ditertawakan,  karena nggak sopan itu namanya.
Kembali ke UN. Pelaksanaan Ujian Nasional untuk siswa SMA sudah menyelesaikan hari kedua. Baru berjalan dua hari, sudah banyak kejadian lucu yang mewarnai pelaksanaan Ujian yang membuat anak SMA se Indonesia jadi senewen ini.  Baik kelucuan yang terjadi di seluruh Indonesia maupun yang terjadi di sekitar tempat saya mengawas. Mau tahu dimana letak koplaknya ? Mari ikuti saya…

1. Orang Tua yang Galau
Saking cemasnya melihat anak-anak kesayangannya pada stress menghadapi UN, beberapa orang tua di Malang- Jawa Timur sampai membawa anaknya ke tempat praktek Eyang paranormal alias orang pintar. Anak beranak ini lantas meminta Eyang untuk mendoakan Pensil 2B yang akan dipakai menjawab soal UN, dengan tujuan agar si anak diberi kelancaran dan kemudahan. Yang jadi masalah, kenapa pensilnya yang didoakan ? kenapa tidak anaknya saja yang didoakan ? biarpun itu pensil didoakan sampai mabok sekalipun, kalau anaknya nggak belajar, ya mana bisa dia menjawab soal-soal UN dengan benar? atau mungkin maksudnya, agar ketika si anak terpaksa “menembak” jawaban UN, tembakannya itu tepat sasaran berkat tuah dari si pensil sakti yang sudah disembur dengan dengan doa-doa itu.  ya,ya, ya, dapat dimengerti.

2. Guru yang mengungkapkan kerendahan hatinya dengan cara yang terlalu rendah
Di sebuah SMA di Sukabumi. Mungkin karena UN kali ini cukup sukar untuk dicurangi, seorang Guru yang biasa menolong siswanya dengan jalan gelap yakni dengan jalan  menjadi anggota tim sukses UN yang terkenal curang itu,  beberapa hari menjelang UN sampai merasa harus meminta maaf di depan kelas karena suatu alasan. Dia meminta maaf pada murid-muridnya karena selama ini tidak maksimal dalam mengajar sebab terlalu sering meninggalkan kelas. ” Bapak minta maaf ya, kali ini tidak bisa menolong kalian. Kalian harus belajar sendiri, lebih rajin dan lebih giat lagi “. Mendengar itu anak-anak cuma melongo,”oooh, jadi kita harus belajar sendiri lagi yak ? Laahh itu Bapak mau kemana ? “.. (ampun dah ). Nah ini adalah contoh guru yang punya prinsip ” jangan sampai tugas mengajar mengganggu hobi mancing “.

3. Sistem distribusi koplak vs Humas sekolah yang terlampau pendiam
Di sebuah daerah di kabupaten Tabanan – Bali. Sejak pagi murid-murid kelas XII sudah berdatangan ke sekolah dengan persiapan fisik dan mental yang prima. Siap tempur untuk membabat habis soal-soal UN di hari pertama. Tapi apa lacur,  musuh yang ditunggu-tunggu tak kunjung tiba. Soal UN tak datang juga ke tempat ujian dilaksanakan. Usut punya usut, ternyata UN di sekolah itu dan di sekolah-sekolah yang ada di 11 provinsi lain di Indonesia, diundurkan pelaksanaannya, sebab distribusi soal UN belum sampai ke daerah itu. Jadi UN terpaksa diundur entah sampai kapan, mungkin sampai hari kiamat tiba nanti. Sementara pihak sekolah tidak mengumumkan pengunduran ini kepada murid-muridnya.
Murid-murid langsung pada bengong, takjub, heran, terkejut, semua perasaan bercampur aduk di dalam dada. Antara senang, mangkel, kesal, bersyukur, dan entah apa lagi. Akhirnya, pahlawan abege kita yang gagah berani itupun terpaksa menyarungkan kembali pensil 2B nya, dan kembali dari medan laga  dengan membawa perasaan gondok bukan main. Gondok itu bagi murid yang bener. Kalau murid yang koplak tentu lain lagi kelakukannya. Mereka justru  jingkrak-jingkrak  girang banget, sambil teriak-teriak  ” horeee ..! aseeek !  UN gak jadiii, UN gak jadiii … asseek …♫ ♪

4. Anak-anak dengan manajemen stress yang tinggi.
Sudah umum terjadi setiap kali masa UN tiba. Seisi rumah jadi mendadak pada ribet, terutama para ibu. Dari pagi buta ibu-ibu ribet mempersiapkan sarapan bernutrisi tinggi agar anaknya tidak merasa lemas dan memiliki energi yang cukup untuk menjawab soal UN. Juga agar otak sang anak bertambah cerdas sehingga tidak salah dalam menjawab soal UN. Hari- hari sebelumnya ribet ngurus seragam, sepatu, belanja alat tulis UN, maksa-maksa ke salon agar anak merapikan rambutnya (apa hubungannya coba ?). Mematikan semua TV, melarang internetan, menyita HP. Tak cukup itu, seharian terus senam mulut, ngoceh tiada henti mengingatkan putra-puntrinya agar belajar dan berlatih soal. Pokoknya ribet dan stress banget deh para emak-emak ini. Lalu sebagai responsnya, si anak malah menasihati Bundanya begini, ” Sudahlah Ma, woles aja, kalem aja kalee. Cuma UN doang diributin …”. ( Hlahh ?!! )

5. Pengawas yang mengambil kapling orang lain
Untuk UN kali ini, kami para pengawas diharuskan menandatangani pakta integritas. Semacam komitmen moral untuk mendukung kejujuran dan kelancaran penyelenggaraan UN sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, kurang lebih seperti itulah. Ya tentu saja kami bersedia, karena pelaksanaan UN yang bersih dan jujur merupakan cita-cita kami para pendidik.
Untuk itu kami harus mengisi formulir pakta integritas yang berisi identitas kami, tempat kami bertugas, dll. Setelah itu menandatangani kolom tanda tangan pembuat perjanjian. Nah saking semangatnya, ada pengawas yang main hajar saja menandatangani setiap kolom tanda tangan, tak peduli kolom itu diperuntukkan bagi siapa. Pokoknya mencoretkan tanda tangan, beres.
Akibatnya panitia mencak-mencak. ” Lhaahh ! kenapa ditandatangani semua ? ini kan kolom buat Pengawas Satuan Pendidikan ?!  trus kalau semua sudah ditandatangani begini, lalu pengawas harus nandatangan dimana ??!  “  (yee … meneketehe ..)
Nah itulah contoh guru/pengawas yang terlalu bersemangat tapi kurang terbiasa membaca. Ya begini ini lah akibatnya. Jadi kacau balau ! heu heu …

6. Peserta UN yang mengira soal Bahasa Indonesia adalah dongeng pengantar tidur.
UN hari pertama yang mengujikan Bahasa Indonesia baru berjalan setengah jam. Anak laki-laki gendut yang ada dua deret di depanku sudah terangguk-angguk mengantuk, lalu sedikit demi sedikit menggelosorkan tubuhnya duduk dalam posisi rebahan di meja, dan semenit kemudian, menghilang, alias tidur nyenyak.
Saya berjalan mendekatinya, membangunkan dengan menepuk pelan bahunya. Anak itu membuka matanya dengan malas, lalu duduk tegak dan ketika saya sudah duduk kembali ke kursi pengawas, anak itu sudah merem lagi sambil menopang dagunya. Haduh ini bocah. Tak mau kalah, saya bangunkan lagi anak itu, kali ini sambil menyuruh dia ke kamar mandi untuk mencuci mukanya supaya segar.  Ada-ada saja. Apa dia pikir soal Bahasa Indonesia itu dongeng HC Andersen apa ? Sembarangan banget …

7. Manusia Super : Baru lahir langsung ikut UN
Tak bisa disangkal lagi, UN memang mendatangkan tekanan tersendiri bagi para siswa. Meskipun sudah melakukan persiapan selama berminggu-minggu, melalui berbagai pengayaan, pendalaman materi, Try Out, dan ada juga anak-anak yang ikut bimbel dengan mengeluarkan biaya jutaan rupiah, tetap saja ketika hari H menjelang, rasa gentar itu datang juga.
Hal itu rupanya yang dialami oleh anak laki-laki yang kebetulan menjalani UN mata pelajaran Fisika di ruangan tempat saya mengawas. Anak ini penampilannya kekar, tinggi besar, dan sedikit berkumis. Anggota tim basket sekolah kelihatannya. Namun kadang penampilan gagah perkasa tak selalu harus sejalan dengan nyali. Buktinya sewaktu mengisi identitas tentang tanggal, bulan, dan tahun kelahiran, dia melakukan kesalahan yang fatal. Dia mengisinya begini : 16 – 04 – 2013. Waduhh ?? baru lahir beberapa menit yang lalu dong ?! hebat, hebat ! baru lahir sudah ikut UN. Anak-anak sekarang memang zuuppeerr ..!
Untung segera ketahuan, dan dengan senyum malu, dia cepat mengganti dengan tanggal yang seharusnya . heu heu …

8. Murid sakti : menjawab Matematika dengan intuisi
Seorang rekan yang kebagian tugas mengawas di salah satu SMA yang terletak di pelosok Sukabumi, bercerita tentang pengalamannya yang menggelikan. Dia bilang di ruangan tempat dia mengawas, ada anak yang sakti banget. Saat itu teman saya tersebut sedang mengawas UN Matematika. Waktu baru berjalan beberapa menit, tapi salah seorang anak yang ada di ruangan itu sudah menyelesaikan semua soal dengan sempurna. Seluruh bulatan jawaban di LJUN sudah diisi. Bulat sempurna berwarna hitam legam oleh pensil 2B.
Yang mengherankan, meski dia sudah mengerjakan seluruh soal Matematika hanya dalam beberapa menit, namun kertas buram dan lembar soal yang ada dihadapannya bersih sama sekali, tidak ada tanda-tanda bekas coretan-coretan hitungan, sebagaimana yang biasa dilakukan seorang murid saat mengerjakan soal-soal Matematika. Kalau begitu, bagaimana dia dapat menjawab semua soal UN Matematika  tanpa menghitung sama sekali ? wah, anak ini pasti sakti banget. Atau jangan-jangan dia keturunan Eyang Keramat, atau paling enggak, dia sudah dibekali pensil 2B yang sakti bekas di sembur sama paranormal yang di Malang itu. Tapi itu kan cuma dugaan saja, jangan suka nuduh-nuduh orang ah. Siapa tahu anak itu emang jenius beneran, atau punya indera keenam dengan keahlian : menghitung soal Matematika dengan kecerdasan instinktif. Profesor Johannes Surya harus tahu soal ini.

9. Pemerintah yang …. yaa gitu deh !
Mau tahu sumber segala kekoplakan penyelenggaraan UN tahun ini ? gampang itu mah. Siapa lagi kalau bukan yang punya hajat UN alias pemerintah ? dimana letak kekoplakannya ? wuah, bejibun deh, dari mulai distribusi soal yang terlambat, penundaan pelaksanaan UN di 11 provinsi, kualitas LJUN yang rendah, keharusan mencantumkan no HP pengawas (yakin itu no HP asli ? bukan no HP tetangga atawa no HP selingkuhan ? ), kejanggalan dalam pencetakan soal UN, dll yang sudah banyak dibahas di berbagai artikel tentang UN di Kompasiana ini. Cape mikirinnya. Perasaan kita sudah sejak kapan tau teriak-teriak sampai serak tentang amburadulnya pelaksanaan UN dan lebih jauh lagi tentang penghapusan UN, tapi kelihatannya nggak ngaruh tuh. Pemerintah cuek bebek aja. UN tetap dilaksanakan meski tertatih-tatih. Ya sutralah, kita jaga saja  anak-anak dan murid- murid  kita agar mereka tak jadi korban sistem.

10. Fakta Koplak seputar UN Susulan

Soal UN yang nyasar alias salah alamat
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sultra Damsid mengatakan ada 17 sekolah yang terdata di Wakatobi terpaksa membatalkan pelaksanaan UN hari Jumat, sebab soal UN yang seharusnya dikirim ke daerah itu malah nyasar ke provinsi Bali
Dilain pihak, Paket naskah soal UN untuk Provinsi Bali dan Sulawesi Tengah yang dikirim pihak percetakan, malah kesasar ke Sulawesi Tenggara.
“Benar ada paket dokumen naskah soal dan lembar jawaban untuk Bali dan Sulawesi Tengah yang diturunkan di Sulawesi Tenggara,” kata ketua Panitia Lokal Ujian Nasional Sultra  Lakarimuna di Kendari . (euhh cape dee… makanya tanya sama Ayu Tingting sono, yang sudah biasa dikadalin sama alamat palsu, heu heu … )

Ini mau UN atau mau ngeronda ?
Akibat pendistribusian soal yang teramat sangat super terlambat, akhirnya 2 SMA di kabupaten Kutai Timur melaksanakan UN mulai pukul 5 sore dan berakhir pukul 9 malam waktu Indonesia bagian tengah. Sementara para pengawas dan murid – murid sudah berdatangan ke sekolah sejak pukul 06.00 pagi. Bagoosh ….

Banyak Blog menayangkan soal-soal UN yang bebas diakses
Selesai UN, banyak blogger yang memampangkan soal-soal UN di blognya, yang tentu saja sangat mudah diakses oleh para siswa SMA di 11 provinsi yang belum melaksanakan UN. Sip lah, lanjut Mang ! sekalian kuncinya yak …!

Pemerintah yang mengira anak SMA itu bego-bego.
Kode soal UN diganti barcode ? gampang itu mah. Tinggal pindai pakai HP Android, kebaca deh kode soalnya, trus kirimin ke orang tau siapa yang bisa bikin kunci, kirim SMS balik berisi kunci jawaban, dah beres. Gampang kan. Anak SMA kok dilawan !

Kata Oom DPR, sebaiknya hasil UN dibatalkan.
Anggota Komisi X DPR RI Dedi Suwandi Gumelar mengatakan kasus yang muncul dalam pelaksanaan UN sekarang ini, akan mengakibatkan hasil akhirnya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu dia mengusulkan sebuah konsensus nasional agar penilaian UN tahun ini dibatalkan.

0 komentar:

Posting Komentar

mp3

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info